Sebesar
Apa Pentingnya Informasi dan Peran Media
Oleh : Helmi Apri HZ, Ketua Himpunan Penerbit Majalah Sumatera Selatan.
Dalam Dialog
antara Pewawancara TVRI Nasional, Olga dengan DR. Hendry, Margiono Ketua PWI
Pusat dan Azwar Panitia HPN 2014 Beng kulu. Muncul pertanyaan, sejauh mana
pentingnya Informasi bagi masya rakat. Termasuk peran media massa untuk
menyebarkan Informasi dimak sud. Miris memang. Ditengah era yang mengglobal
saat ini, ditengah pe satnya arus informasi yang diterima masyarakat. Masih
banyak yang belum memahami sejauh mana pentingnya Informasi dan peran media.
Parahnya, disejumlah daerah di Sumatera Selatan. Para pejabat yang menduduki
jabatan Humas, kurang memahami betapa pentingnya peran media dalam menyampaikan
informasi. Lebih parahnya lagi, sejumlah oknum (para) anggota dewan yang duduk
di DPRD Kabupaten/Kota justru melecehkan
dan dengan mudahnya mencoret anggaran APBD yang diajukan oleh Bagian Humas
Setda pemerintah setempat. Kondisi ini diperparah lagi, para petinggi seperti
Sekda kabupaten kota, tidak mampu beradu argumentasi mempertahankan anggaran
untuk kepentingan media /Humas dihadapan DPRD. Ternyata cara memandang sejumlah oknum Humas dan
anggota DPRD, terhadap pembangunan hanya yang nampak dimata. Seperti
pembangunan jalan sekian kilometer sementara pemba ngunan dibidang Informasi
yang melibatkan media tidak dapat dilihat. Haruskan pandangan seperti ini
disosialisasikan.
Pengurus Peratuan Wartawan Indoinesia (PWI) Pusat
Bidang Daerah, Atal Difari saat menghadiri Konkerda PWI Sumsel yang berlangsung
di Palrembang, 16 Nopember 201 melontarkan ucapan. “Dipim pin orang tuapun, PWI
di Sumatera Selatan maju berkembang. Karena Gubernur yang memerintah saat ini
Alex Noerdin”.
Atal Defari, tentu tidaklah sembarang
mengucapkan hal itu. Ucapan pasti didasar berbagai dasar kuat. Salah satu
diantaranya, bahwa sosok Alex Noerdin sebagai Gubernur Sumatera Selatan
memiliki kepedulian begitu besar terha dap kehidupan pers didarahnya.
Selain membangun Gedung Untuk Kantor PWI
yang berada dikawasan Jakabaring yang kini siap ditempati. Alex Noerdin juga
menjanjikan pembangunan ribuan rumah sederhana untuk para wartawan yang belum
memiliki rumah. Untuk tetap exisnya penerbitan-penerbit an pers kecil, Gubernur
Alex Noerdin me lalui Kepala Biro Humas melakukan kerja sama penyebaran
Informasi melalui pemuataan ‘advertorial’ dengan penerbit an besar, menengah
dan kecil.
Pelatihan dan pendidikan seperti Sekolah
Jurnalistik Indonesia (SJI) yang sudah terlaksana beberapa angkatan, adalah
bukti lain betapa besarnya perhatian dan kepedulian Gubernur Alex Noerdin
terhadap perkembangan pers di daerahnya.
Atas dasar-dasar ini. Wajar dan tepat apa
yang dilontarkan Atal Defari. Secara lugas ucapan itu hendak mengatakan
“Masyarakat Pers Sumsel beruntung me miliki seorang Gubernur yang begitu be sar
kepeduliannya pada kehidupan pers”.
Dibagian lain, dari bibir salah seorang staf
Humas Pemkab Muaraenim. Bupati Muzakir mungkin dengan nada kecewa pernah
berucap “masa dana untuk pers hanya sebesar ini”.
Ucapan ini juga mengisyaratkan, sosok
Muzakir adalah sosok bupati yang juga sangat memahami betapa penting nya
penyebaran informasi dan media sebagai mitra pembangunan. Ironisnya memang,
kepedulian dan pemahaman seperti ini juga tak sejalan dengan pihak-pihak lain
seperti para anggota dewan dengan dalih penghematan. Sementara kebocoran
terjadi dimana-mana dan menjadi sorotan media. Dengan pola pikir seperti ini
wajar, muncul pertanyaan sebesar apa manfaat informasi dan media bagi
pembangunan sekarang ini.
Plt Humas Kabupaten Banyuasin bah kan pernah
berpikir extrim, agar pemda membuat sendiri media tanpa menggu nakan pers
nasional yang ada didaerah maupun pusat. Pemikiran yang berbau kekecewaan ini,
merupakan ungkapan tak langsung dengan anggaran yang minim dan dipangkas dengan
mudahnya.
Memperkecil
ketidak pastian
Dalam acara dialog menyongsong pe laksanaan
HPN 2014 di Bengkulu, DR. Hendry menegaskan Informasi me ngu rangi ketidak
pastian. Hidup ini menurut nya tidak pasti. Dengan adanya informasi maka mampu
mengurangi ketidak pastian itu. Informasi memudahkan orang untuk memutuskan
pilihan dan putusan.
Dicontohkan Hendry, seseorang yang ingin
mencari pekerjaan tentu bingung akan mencari pekerjaan kemana. Jika tidak ada
informasi maka terlalu luas dan random. Dengan adanya informasi lo wongan
kerja, maka ketidak pastian itu berkurang dan kemudian memudahkan untuk
memutuskan keputusan.
Untuk memberikan Informasi bisa dilakukan
oleh semua orang. Akan tetapi dengan banyaknya orang yang menyam paikan
informasi dan informasi itu sendiri. Maka jika tidak datang oleh pihak-pihak
yang tidak kompten, maksud untuk me ngurangi ketidak pastian justru menam bah
ketidak pastian itu.
Karena itu kata hendry, pentingnya media
yang melibatkan wartawan. Media yang namanya pers itu hadir dengan informasi
yang lebih akurat, lebih netral dan objektif. Karena orang yang melaku kannya
jelas, dengan pelakunya yang jelas yakni wartawan yang mempertaruh kan
kredebilitasnya. “Agar informasi lebih
kredebil maka diperlukan wartawan,” te gas Hendry.
Informasi
adalah kebutuhan
Setuju atau tidak. Maka informasi me mang
menjadi kebutuhan diera sekarang ini. Tanpa adanya informasi, tidak ba nyak
diketahui tentang apa yang terjadi diberbagai bidang. Baik pembangunan,
ekonomi, pariwisata, hukum dan lain nya.
Semua orang bisa menyampaikan informasi.
Seperti adanya informasi tentang kerusakan jalan atau sejenisnya. Informasi
dimaksud lebih akurat jika dicampaikan oleh yang berkompten salah satu
diantaranya oleh media.
Hal ini diakui Awzwar dari Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) Bengkulu yang terlibat dialog segi empat antara Hendry, Margiono dan
Olga.
Awzwar yang diberi tanggung jawab menyiapkan
sarana dan prasarana HPN 2014, merasa terbantu dengan adanya informasi
dikaitkan dengan kafasitasnya sebagai orang PU.
Tak urang, informasi memang men jadi bagian
yang dibutuhkan tidak hanya oleh kalangan tertentu tetapi oleh seluruh lapisan
masyarakat yang ingin mengetahui ba nyak hal yang terjadi. Maka adalah naif jika ada yang berpan dangan,
khususnya jika datang dari penentu kebijakan anggaran di DPRD yang menilai
hanya pembangunan yang nyata seperti gedung sekolah dan jalan yang menjadi prioritas
utama. Sementara pem bangunan informasi, seni budaya dan sejenisnya menjadi
dianak tirikan.
Peran Pers sendiri sebagai pilar ke empat
demokrasi, sangat diperlukan. Pers mampu mengawal jalannya pelaksanaan jalannya
berbagai pembangunan. Pers mampu membeberkan penyimpangan penyimpangan yang
terjadi terkait peng guna an dana pembangunan maupun hasil sebuah proyek
pembangunan. Informasi ini diperlukan masyarakat untuk menilai sejauh mana
bersihnya pemerintahan.
Terkena
hukum alam
Diakui tidak semua media mampu me laksanakan
perannya dengan baik. Kerap kali muncul pertanyaan, bagaimana cara membedakan
media yang baik atau tidak. Dan apa
sanksi terhadap media yang ter kesan buruk.
Keberadaan sebuah media sebenarnya sudah
diatur oleh UU No.40 tahun 1999 dan sejumlah ketentuan yang diatur De wan Pers.
Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai jurnalis, wartawan sendiri memiliki
rambu-rambu seperti Code Etik Jurnalistik.
Bagi Margiono Ketua PWI Pusat, tidak terlalu
mempermasalahkan keberadaan media-media ini. menurut Margiono, ada hukum alam
yang akan terjadi.
Menurut Margiono, banyaknya Infor masi yang
berkembang bebas dan liar tanpa seleksi dan tanpa proses secara profesional,
kadang membuat ketidak pastian itu menjadi semakin tidak pasti.
Dikatakan, Pers adalah bagian ter penting
untuk lebih memastikan ketidak pastian. Jika Informasi adalah alat untuk
semakin memberikan kepastian. Pers adalah ilmu untuk lebih memastikan bah wa
informasi itu tepat. Informasi itu benar dan akurat.
Informasi harus akurat. harus diuji se belum
keluar. Karenanya ada peliputan. Pemahaman yang multi dimensi. Sehing ga
masyarakat tidak salah memahami.
Jika ada informasi yang belum jelas. Maka
harus dicari sumber yang lebih aku rat, sehingga masyarakat tidak menerima
informasi yang tidak jelas.
Menjawab pertanyaan tentang krede belitas
sebuah media. Margiono menge mukakan,
perusahaan pers yang tidak dipercaya dan tidak sehat tidak akurat
serta tidak mendapat kepercayaan masya
rakat. Akan mati dengan sendirinya sesuai hukum alam. Pers yang sehat ada lah
pers yang berkembang dan pers yang tidak sehat akan terkubur dengan sen
dirinya.
Menyinggung peran HPN didaerah-daerah, Ketua
PWI Pusat menekankan. Target yang hendak dicapai adalah, ber usaha menjangkau seluas-luasnya agar
prodak2 daerah dapat diperkenal kan ke delegasi yang hadir dari segala penjuru
tanah air.
HPN disebuah daerah disamping untuk meningkatkan peran pers itu sendiri
juga bermanfaat bagi daerah yang menjadi tuan rumah HPN. Gagal sebuah kegiatan
HPN jika tidak membawa manfaat bagi daerah yang melaksanakan nya.
Seperti HPN yang terjadi di NTT kata
Margiono, pers mampu mengangkat berbagai informasi tentang NTT yang kemudian
diketahui pemerintah pusat. Dampaknya ada penambahan dana APBN untuk NTT dalam
upaya mempercepat penyelesaian proyek tertentu.
Demikian juga saat HPN di Palembang dan
daerah lainnya, jelas Margiono dihadapan nara sumber lainnya.rah Bengkulu.
Dari upaya yang diuraikan diatas, maka jelas
Informasi itu sangat dibutuhkan. Adanya Informasi memper kecil ketidak pastian.
Imnformasi bisa datang dari siapa saja. namuhn Infor masiharus dikontrol dan
diproses secara profesional. Karena itu dibutuhkan media dan wartawan. Sehingga
Informasi yang disampaikan akurat karena di lakukan dengan memperthankan kre
debelitas seorang wartawan.
Berfikir
cerdas
Selayaknya, kepedulian seorang gu bernur
Sumatera Selatan yang demikian besar terhadap Media yang berperan memberikan
kepastian atas informasi yang dibutuhkan itu. Juga diikuti oleh Bupati kepala
Daerah Kabupaten/Kota yang ada di Sumsel. Untuk sampai pada hal itu, memang
diperlukan sosok-sosok yang cerdas menjaga gerbang informasi dikawasan
kehumasan. Sebagai gerbang merapatnya berbagai bentuk media, mulai dari media
cetak harian, mingguan, tabloid maupun majalah bulanan atau media elektronik
televisi dan radio serta online.
Dengan dasar dan alasan yang jelas, pihak
Humas tidak perlu ragu dalam menen tukan besarnya anggaran yang diuperlukan
untuk informasi. Atasn yang memahami betapa pentingnya informasi akan memahami
pula pentingnya peran media dan akan memperjuangkan yang diperlukan termasuk
besarnya anggaran yang diajukan untuk mendapat persetu juan DPR.
Dari apa yang berkembang, seyogya nya para
anggota DPRD yang baru nanti atau yang masih melaksanakan tugas saat ini ikut
memahami betapa pentingnya peran informasi dan media. Terutama dalam mengawal
dan mengawasi penggunaan dana pembangunan yang kesemuanya harus dipertanggung
jawabkan. Tentu pengawalan dan pengawasan dimaksud memerlukan anggaran tertentu
yang sudah diusulkan oleh pihak eksekutif dalam hal ini humas masing-masing
pemerintah kabupaten kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar